Uang dari Investasi Ilegal Diduga Masuk Klub Sepak Bola Tanah Air

waktu baca 3 menit
Uang dari Investasi Ilegal Diduga Masuk Klub Sepak Bola Tanah Air

Berita kriminal, sulawesitoday.com – Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebutkan, uang investasi ilegal itu diduga masuk ke beberapa klub sepak bola tanah air dengan nominal miliaran rupiah.

“Angkanya miliaran rupiah, masih dilacak,” kata Ketua Grup Humas PPATK Natsir Kongah dalam keterangannya, Sabtu, 9 April 2022.

Natsir belum bersedia membeberkan tim sepak bola di Indonesia mana yang telah telah disuntik dengan uang investasi ilegal.

“Kami masih mengikuti,” katanya.

Sebelumnya, Ketua PPATK Ivan Yustiavandana membenarkan adanya penyelewengan dana investasi ke beberapa klub sepak bola di Tanah Air.

Baca Juga: Puskesmas Parigi Raih Penghargaan dari Ombudsman RI

“Iya benar (aliran penipuan investasi ke klub sepak bola yang berbeda),” kata Ivan kepada Liputan6.com, Sabtu, 9 April 2022.

PPATK kembali memantau aliran dana dari investor ke berbagai pihak terkait produk investasi ilegal.

Sejak pemantauan ini, pada Kamis 24 Maret 2022, PPATK telah membekukan atau menangguhkan sementara transaksi 17 rekening senilai Rp 77,945 miliar.

“Dengan demikian, total penghentian sementara transaksi yang diduga berasal dari tindak pidana penyertaan modal secara tidak sah adalah sebesar Rp502,88 miliar dengan total 275 rekening,” kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana dalam siaran persnya, Jumat 25 Maret 2022.

Selain berita Uang dari Investasi Ilegal Diduga Masuk Klub Sepak Bola Tanah Air, baca juga: Polisi Cari Putra Wibowo Pendiri Robot Trading Viral Blast Global

PPATK Tegaskan Ada Aliran Hasil Investasi Bodong ke Klub Sepak Bola

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mendeteksi adanya penipuan dana investasi ke beberapa klub sepakbola tanah air.

“Ya, itu benar (aliran investasi curang mengalir ke klub sepak bola yang berbeda),” kata direktur PPATK Ivan Yustiavandana.

PPATK sebelumnya telah mengungkapkan bahwa berbagai metode telah digunakan oleh afiliasi untuk investasi penipuan atau ilegal, salah satunya adalah penggunaan aset kripto sebagai alat pembayaran komisi afiliasi untuk menipu pengumpulan dan pembayaran dana ilegal.

Berdasarkan hasil analisis PPATK, beberapa bentuk penipuan investasi antara lain penggunaan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan bursa; transfer dana ke perusahaan yang menjual robot perdagangan untuk menyembunyikan dana dari investasi ilegal melalui sponsor.

Sementara itu, modus transfer vendor robot trading bertujuan untuk menipu seolah-olah dana tersebut digunakan untuk membeli robot trading.

Selain itu, PPATK menduga  pelaku investasi ilegal menggunakan aset kripto sebagai cara untuk membayar komisi kepada afiliasi, menggalang dana dari investor dengan modus seolah-olah investor berpartisipasi dalam holding modal ventura, menggunakan perusahaan pengiriman uang (payment gateway). Kepala PPATK

Ivan Yustiavandana mengklaim bahwa tudingan itu berdasarkan pemantauan dan analisis PPATK yang terus-menerus terhadap transaksi keuangan yang dilaporkan terlibat dalam penipuan investasi.

“PPATK terus melakukan pemantauan dan analisis terhadap transaksi keuangan yang berindikasi investasi ilegal. Berdasarkan hasil analisis PPATK, terdapat berbagai modalitas yang digunakan oleh pelaku investasi ilegal dalam upaya pencucian uang yang diduga merupakan hasil dari penipuan. kegiatan investasi,” kata Ivan dalam keterangannya, Kamis, 7 April 2022. (**)

Selain berita Uang dari Investasi Ilegal Diduga Masuk Klub Sepak Bola Tanah Air, baca juga: Modus Penipuan Lewat Telpon, Warga di Poso Rugi Puluhan Juta

 

tags: daftar investasi bodong 2021,investasi bodong ojk,10 investasi bodong,ciri ciri investasi bodong,aplikasi investasi bodong,penyebab investasi bodong,dampak investasi bodong,korban investasi bodong,daftar investasi bodong 2021,investasi bodong ojk,10 investasi bodong,ciri ciri investasi bodong,aplikasi investasi bodong,penyebab investasi bodong,dampak investasi bodong,korban investasi bodong.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *