Suhu Dingin Ekstrem Perburuk Gempa Turki

waktu baca 3 menit
Suhu Dingin Ekstrem Perburuk Gempa Turki. (Foto: Reuters)

Suhu dingin ekstrem perburuk gempa Turki – Turki sampai Suriah porak-poranda dihajar gempa memiliki kekuatan magnitudo (M) 7,8. Keadaan makin kronis dengan suhu dingin ekstrem.

Gempa memiliki kekuatan 7,8 yang terjadi pada jam 04:17 waktu di tempat pada di hari Senin 6 Maret 2023 di kedalaman sekitaran 17,9 km, mengakibatkan bangunan hancur. Getarannya dirasa sampai Siprus dan Lebanon.

Gempa yang dikatakan sebagai gempa terdasyat di dalam 100 tahun akhir itu diprediksi mengakibatkan beberapa ribu masyarakat wafat. Korban meninggal diprediksi lebih dari 2.300 orang serta lebih banyak jumlah korban cedera.

Selain keruntuhan karena gempa, Wakil Presiden Turki Fuat Oktay menjelaskan masyarakat makin menanggung derita karena harus hadapi cuaca yang buruk sekali. Penyelamatan pada korban jadi lebih susah.

“Kami berusaha mencapai daerah itu sesegera mungkin,” kata Oktay ke media seperti dilansir dari Al Jazeera.

Suhu di bawah 0 derajat Celsius dan bersalju akan menghalangi penyelamatan korban gempa Turki-Suriah. Menurut pakar meteorologi, Propinsi Gaziantep Turki ditembus hujan salju sampai Selasa 7 Januari 2023.

Awal Februari memang terhitung dalam masa terdingin dalam satu tahun di Turki. Tapi, tahun ini suhu lebih dingin dibanding rerata, sekitaran 5 derajat Celsius di bawah suhu normal pada musim yang serupa.

Cuaca diprediksikan makin dingin dengan turun di bawah titik beku pada Selasa 7 Februari 2023. Dan, titik paling rendah berada di Gaziantep menurun jadi -6 derajat Celcius.

Sementara itu, hujan salju yang diawali Senin akan berjalan sampai Selasa 7 Februari 2023. Salju semakin lebih banyak menimbun di lokasi yang semakin tinggi, tapi dapat turun sampai ke tepian dengan Suriah.

Nestapa untuk masyarakat Turki dan Suriah diprediksikan bersambung karena gempa susulan saat ini masih bisa terjadi. Pemerintahan juga minta masyarakat untuk tinggalkan gedung mereka untuk keselamatan masyarakat. Karena, gempa susulan masih terjadi.

“Itu pertanyaan yang cukup susah ingat cuaca pada waktu itu nyaris beku,” kata Scott McLean dalam laporan di CNN.

“Benar-benar susah untuk ada di luar dengan piyama, tanpa mantel, tanpa peralatan, dalam waktu lama,” ia menambah.

Sinem Koseoglu dari Al Jazeera, memberikan laporan dari Istanbul, menjelaskan keadaan musim dingin yang ekstrem membuat keadaan di atas lapangan benar-benar susah.

“Di mana saja ada salju atau hujan, dan benar-benar dingin… keadaan cuaca dan cuaca membuat benar-benar susah untuk petugas penyelamat dan masyarakat sipil,” ucapnya.

“Nampaknya ini jadi rintangan paling besar untuk semuanya orang,” ia menambah.

Gempa ini disebutkan gempa paling kuat yang dulu pernah terjadi di dunia semenjak gempa memiliki kekuatan 8,1 menerpa wilayah terpencil di dekat Kepulauan Sandwich Selatan di Samudra Atlantik selatan di tahun 2021. Tetapi, gempa itu tidak mengakibatkan kerusakan. (Rahman)

Baca juga berita lainnya di SulawesitodayGempa Turki dan Suriah: Sekitar 1200 Orang Meninggal Dunia

Suhu Dingin Ekstrem Perburuk Gempa Turki
Suhu Dingin Ekstrem Perburuk Gempa Turki. (Foto: Reuters)

 

Tags: gempa,gempa turki

Author Profile

Sulawesitoday
Sulawesitoday merupakan lulusan sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin yang sedang menetap di Kota Parigi. Selama beberapa tahun terakhir, ia mengeksplor jenjang karirnya sebagai penulis di sejumlah bidang, mulai dari perannya sebagai jurnalis media cetak, content writer, hingga co-author pada sejumlah buku. Hingga saat ini ia masih mendedikasikan hidupnya pada berbagai macam karya tulis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *