Program Pengurangan Risiko Bencana di Donggala Resmi Berjalan
Berita sulawesi tengah, sulawesitoday — Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura, pada hari Rabu meresmikan program pembangunan mata pencaharian terintegrasi, untuk mengurangi risiko bencana Donggala.
“Program ini adalah gagasan lembaga kemanusiaan, Yayasan Care Peduli yang bekerja dengan sukarelawan untuk alam (ROA),” ungkap Ketua Yayasan Care Indonesia, Buttu Ma’dika di Donggala, Rabu 22 Desember 2021.
Dia mengatakan sejak bencana alam melanda Donggala pada tahun 2018, ada lima desa yang merupakan fokus pemulihan ekonomi rakyat.
Baca juga: DKP Sulteng: Pabrik Es Jawab Kebutuhan Nelayan di Banggai
“Ada sebuah desa Ombo, Ujumbou, Sibado, Tanjungpadang dan Tondo, dan pemulihan ini kita dapat langsung terintegrasi karena kami menganggap cocok untuk diterapkan pada komunitas di sepanjang pantai, hari ini diresmikan sambil menerima bantuan dari Gubernur Sulawesi Tengah,” dia berkata.
Dia menjelaskan bahwa lima desa umumnya terintegrasi dengan pengurangan risiko bencana Donggala, tetapi hanya ada tiga desa terdampak. Sehingga, persiapan dokumen pengurangan risiko bencana yang akan tercantum dalam rencana pembangunan desa. Tiga desa adalah desa Ombo, Ujumbou dan Sibado.
Sementara di Desa Tondo, YCP-ROA membentuk sekelompok nelayan bersama dengan koperasi kelompok, kemudian untuk meningkatkan kualitas tangkapan nelayan sambil membangun komunikasi dengan berbagai pihak untuk memastikan pasar.
Selain itu, di desa Tanjungpadang, pembinaan untuk mengembangkan upaya di bidang peternakan sapi, budidaya pakan sapi dan pupuk organik berasal dari kotoran sapi.
“Di Tanjungpadang, kami juga mengembangkan bisnis dari kelapa, mulai dari serat, minyak kelapa, dan pengolahan minyak kelapa Virgin (VCO) yang memiliki banyak manfaat di antara mereka untuk kecantikan,” kata Butu.
Dia menambahkan bahwa program kerja yang terjadi di lima desa juga fokus pada memberdayakan kelompok-kelompok perempuan.
“Desa Sibado hari ini memiliki kelompok tani wanita yang secara rutin melakukan penanaman beberapa jenis tanaman hortikultura, jadi setiap hari pada koperasi mereka sudah memiliki pasar untuk menjualnya tetapi tidak semua untuk dijual untuk dijual Di desa itu sendiri, “jelas Butu.
Di tempat yang sama Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura mengungkapkan penghargaannya terhadap berbagai organisasi masyarakat yang telah memberikan bantuan, dan perhatian kepada penduduk di Donggala.
“Kami berharap itu akan memiliki dampak besar pada penurunan kemiskinan yang saat ini dikhawatirkan di Donggala mencapai 18 persen,” jelas Rusdy Mastura pada Rabu sore.
Oleh karena itu, Rusdi mendorong pemerintah daerah untuk memanfaatkan bisnis mikro kecil dan menengah (UMKM) yang telah dimulai dengan Bank BRI melalui penandatanganan Momerandum of Squithing (MoU).
Dia memperingatkan bahwa setiap pemerintah daerah tidak melakukan anggaran belanja regional (APBD) sebagai dukungan utama dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah dalam kondisi pandemi seperti hari ini.
“Jika APBD tidak mampu, kami mendorongnya, kerjasama melalui Bank BRI sehingga di masa depan kami dapat membuat lompatan dalam pengembangan,” tutupnya.
Baca juga: Tim Stunting Parimo Raih Penghargaan Inovatif se-Sulteng