PGRI Sulteng Kutuk Kekerasan Terhadap Guru di Labota, Morowali
Berita sulawesi tengah, sulawesitoday.com – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulteng kutuk kekerasan terhadap guru di Labota, Morowali.
“Tindakan kekerasan terjadi terhadap seorang guru (perempuan) SDN di Desa Labota, sangat disayangkan,” ungkap melalui Ketua PGRI Sulawesi Tengah, Syam Zaini, dalam rilisnya, Jumat 11 Maret 2022.
Peristiwa prihatin ini terjadi di hari Selasa 8 Maret 2022 dalam kelas, di mana saat yang serupa guru (korban) tengah memberi evaluasi ke siswanya dalam kelas.
Mendadak, ada orangtua peserta didiknya (Wanita) masuk ke kelas tanpa pamit dan berteriak memaki-maki korban dengan kalimat kasar dan menggerakkan korban sampai jatuh dari bangku. Saat korban berdiri aktor mencakar pipi korban sisi kiri sampai berdarah.
Langsung kejadian itu membuat korban dan peserta didiknya yang sedang terima pelajaran terkejut dan cemas.
Atas perlakuan kekerasan itu sudah disampaikan ke Polsek Bahodopi dengan Surat Pertanda Bukti Melapor Nomor: STPL/63.a/III/2022/Sek.Bahodopi tertanggal 8 Maret 2022.
Selain berita PGRI Sulteng Kutuk Kekerasan Terhadap Guru di Labota, Morowali, baca juga:
“Polsek Bahodopi Kabupaten Morowali supaya menginvestigasi habis peristiwa itu. Dan mengolah sama sesuai hukum yang berjalan pada aktor kekerasan,” tegasnya.
Sekalian menggerakkan ke Pemerintahan Propinsi/kab/kota, malalui DPRD supaya membuat PERDA mengenai Perlindungan Guru.
“Ini keutamaan ada perda yang dapat membuat perlindungan karier guru, apa lagi yang sedang jalankan pekerjaannya sebagai tenaga pengajar, supaya tidak ada kekerasan kembali yang menerpa beberapa gutu atu tenaga pengajar di mana saja di tanah air kita ini,” harapannya.
Syam Zaini minta ke Pemerintahan Kabupaten Morowali, lewat Dinas Pendayagunaan Wanita Pelindungan dan Anak Kabupaten Morowali supaya menemani korban (guru wanita) di pada proses hukumnya.
Di lain sisi, Syam Zaini minta ke semua guru anggota PGRI selalu untuk sampaikan inspirasi secara sopan dan bermartabat, masih tetap pada koridor Kesolidan dan Kebersamaan.
“Sebagai tenaga pengajar, bagaimana juga keadaannya kita tetap harus sampaikan inspirasi secara sopan dan bermartabat, masih tetap pada koridor yang ada,”pesan Syam Zaini.
PGRI Sulawesi tengah ucapnya, malalui LKBH PGRI Prov Sulteng akan menemani peristiwa perlakuan kekerasan yang menerpa guru anggota PGRI sebagai korban itu.
Dengan keinginan kata Syam Zaini, dunia pengajaran dan tenaga pengajar yang notabene sebagai garda paling depan dalam mencerdaskan anak negeri memperoleh perhatian dan pelindungan yang serius dari seluruh pihak. (**)
Selain berita PGRI Sulteng Kutuk Kekerasan Terhadap Guru di Labota, Morowali, baca juga: Parimo Berlakukan Pembelajaran Tatap Muka 50 Persen