Lima Penyakit Hati Harus Dihindari
Penyakit Hati Harus Dihindari, ragam sulawesitoday – Seorang muslim yang telah mengenali hatinya sebaiknya dia lebih perduli dan perhatian akan kebersihan dan kesucian hatinya. Seperti anggota badan manusia yang lain yang dapat sakit dan dapat diserang penyakit, hati kita juga tidak terlepas dari beberapa penyakit yang bisa menghancurkan dan mengotorinya.
Sebagian dari penyakit ini sangat punya pengaruh ke kehidupan seorang langsung. Oleh karena itu, seorang muslim harus ketahui dan waspada beberapa penyakit ini. Usaha keras jaga hatinya supaya tidak terkena beberapa penyakit ini.
- Lupa Ingat Allah SWT
Begitu banyak antara kita yang belum dapat merutinkan zikir dan ingat Allah Ta’ala. Begitu banyak antara kita yang membaca Al-Qur’an cuma hanya di tenggorokan saja, tanpa menghayati kandungan ayat dan artinya.
Benar-benar, lupanya hati ini dari melakukan zikir dan menghayati arti Al-Qur’an dan tersibukkannya dia dengan kasus dunia sebagai penyakit beresiko yang harus selekasnya dihindari dan diobati.
Allah SWT mengingatkan,
إِنَّ فِی ذَ ٰلِكَ لَذِكۡرَىٰ لِمَن كَانَ لَهُۥ قَلۡبٌ أَوۡ أَلۡقَى ٱلسَّمۡعَ وَهُوَ شَهِیدࣱ
“Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” {QS. Qaf: 37}
Ayat di atas menerangkan jika Al-Quran menjadi pelajaran untuk orang yang mempunyai hati dan pendengaran. Namun, hati dan pendengaran yang diartikan di sini bukan hati dan pendengaran tiap orang secara umum, tetapi hati dan pendengaran yang khusus dan khusus.
Hati yang ingin menghayati arti dan kandungan ayat-ayat Allah Ta’ala saat membacanya, hati yang datang dan konsentrasi saat membaca Al-Qur’an. Karena begitu beberapa orang yang mempunyai hati dan pendengaran, tetapi hati itu tidak berguna untuk pemiliknya.
- Menjauhi Kebenaran Setelah Dipelajari dan Diketahui
Benar-benar, hidayah ketahui kebenaran sebagai rejeki yang sangat besar. Sayang beberapa dari golongan muslimin yang telah Allah beri rejeki ini justru menyia-nyiakannya. Sudah mengetahui akan haramnya musik, gibah, kekasihan, dan kemaksiatan yang lain, namun dia malah terperosok ke beberapa hal itu. Seolah-olah lupa jika Allah Ta’ala akan menghisabnya berdasar apa yang sudah dia kenali dari kebenaran itu.
Allah Ta’ala mengatakan,
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” {QS. Taha: 124}
Di ayat yang lain, Allah SWT menyebutkan,
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ
“Maka, ketika mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka.” {QS. As-Saff: 5}
Bila hati ini beralih dari kebenaran dan dia sudah ketahuinya, karena itu Allah hukum berhati-hati itu dengan beralihnya dia dari hidayah dan panduan Allah Ta’ala (mudah-mudahan Allah Ta’ala menghindari kita dari ini).
Hingga disebutkan jika siapa pun yang telah mengenali hidayah selanjutnya dia beralih darinya, karena itu dia akan dijatuhi hukuman dengan rusaknya hati, akal, dan pemikirannya.
- Banyak Bermaksiat dan Melakukan Perbuatan Dosa
Siapa yang umum bermaksiat dan melakukan perbuatan dosa dan bermudah-mudahan didalamnya, karena itu dia akan sampai pada kondisi seperti yang disebut oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
وَإِنَّ الفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ، فَقَالَ بِهِ هَكَذَا
“Sedangkan orang fajir (selalu berbuat dosa) melihat dosa-dosanya seperti lalat yang menempel di batang hidungnya, kemudian ia mengusirnya seperti ini lalu terbang.” {HR. Bukhari no. 6308}
Berbeda dengan seorang mukmin yang menyaksikan dosa-dosanya seperti gunung besar yang hendak menerpanya. Seorang yang terlatih lakukan dosa, karena itu dia akan menyepelekan dosa-dosanya itu, memandang dosa-dosanya hanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya lalu dengan gampangnya dapat dia usir.
- Kebanyakan Mimpi dan Bercita-Cita
Allah SWT Berfirman,
وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّى جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
“Dan kamu ditipu oleh angan-angan kosong sampai datang ketetapan Allah; dan penipu (setan) datang memperdaya kamu tentang Allah.” {QS. Al-Hadid: 14}
Dalam sebuah hadis bahkan juga disebut,
لاَ يَزَالُ قَلْبُ الكَبِيرِ شَابًّا فِي اثْنَتَيْنِ: فِي حُبِّ الدُّنْيَا وَطُولِ الأَمَلِ
“Hati orang yang sudah tua akan senantiasa seperti anak muda dalam dua hal: cinta dunia dan panjang angan-angan.” {HR. Bukhari no. 6420 dan Muslim no. 1046}
Di hadis ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengingati jika kesayangan ke dunia dan panjangnya harapan dapat terjadi ke siapa pun, bahkan juga ke orang yang telah tua sekali juga. Di hadis ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyaratkan akan tercelanya panjang harapan dan terlampau berambisi kumpulkan harta duniawi. Apa lagi bila orang itu telah tua.
Saudara-saudaraku, mulai agar semakin perhatian pada kasus akhirat. Beri dunia ini jatah waktu hanya yang memenuhi keperluan kita saja. Janganlah sampai kita jadi budak dunia yang waktu dan tenaganya terkuras dan terkekang cuma untuk mengurus pernak-pernik duniawi, aktivitas yang hendak mengelabuikan seorang dari masalah akhirat.
- Menyibukkan Diri dan Habiskan Waktu Dengan Perkara Yang Hukumnya Mubah (Dibolehkan)
Makan, minum, tidur, bergurau, dan yang lain-lain pada aslinya, hukumnya ialah mubah (boleh-boleh saja bila dilaksanakan oleh seorang). Namun, bila dilaksanakan melewati keperluan dianya, maka berpengaruh jelek pada hati seorang. Allah Ta’ala sudah larang kita berlebihan-lebihan dalam kasus mubah. Allah Ta’ala berfirman,
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Makan dan minumlah kalian, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” {QS. Al-A’raf: 31}
Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan,
من مفسدات القلب كَثْرَةُ النَّوْمِ، فَإِنَّهُ يُمِيتُ الْقَلْبَ، وَيُثَقِّلُ الْبَدَنَ، وَيُضِيعُ الْوَقْتَ، وَيُورِثُ كَثْرَةَ الْغَفْلَةِ وَالْكَسَلِ، وَمِنْهُ الْمَكْرُوهُ جِدًّا، وَمِنْهُ الضَّارُّ غَيْرُ النَّافِعِ لِلْبَدَنِ، وَأَنْفَعُ النَّوْمِ مَا كَانَ عِنْدَ شِدَّةِ الْحَاجَّةِ
“Di antara yang dapat merusak hati adalah terlalu banyak tidur, karena ia dapat mematikan hati, membuat tubuh terasa berat, menghabiskan waktu, menimbulkan rasa kurang perhatian dan kemalasan. Di antara tidur semacam ini ada yang sangat dibenci hukumnya, ada pula yang membahayakan tubuh dan tidak mendatangkan manfaat sama sekali. Dan tidur yang paling bermanfaat adalah saat tubuh sangat membutuhkannya.” {Madariju As-Salikin, 1: 456}
Abu Sulaiman Ad-Darani rahimahullah menjelaskan,
إِنَّ النَّفْسَ إِذَا جَاعَتْ وَعَطَشَتْ صَفَا الْقَلْبُ وَرَقَّ، وَإِذَا شَبِعَتْ وَرَوِيَتْ عَمِّي الْقَلْبُ وَبَادَ”. وَالشِّبَعُ الْمُفْرِطُ يُثْقِلُ عَنِ الطَّاعَاتِ، وَمَنْ أَكَلَ كَثِيرًا شَرِبَ كَثِيرًا، فَنَامَ كَثِيرًا، فَخَسِرَ كَثِيرًا
“Ketika jiwa ini lapar dan haus, maka hati menjadi bersih dan lembut. Dan jika ia kenyang dan sudah tidak dahaga lagi, maka hati menjadi keruh dan kusam. Kenyang yang berlebih-kelebihan akan memberatkan seseorang dari melakukan ketaatan. Dan siapa yang banyak makan, maka ia akan banyak minum, lalu ia akan banyak tidur juga. Sungguh ia telah banyak merugi.” {Al-Ju’ karya Ibnu Abi Ad-Dunya, hal. 188}. (WS)
Selain artikel Lima Penyakit Hati Harus Dihindari, baca juga:Penting! Persiapkan Diri Menyambut Ramadan