Kota Palu Target Tekan Stunting hingga Empat Persen

waktu baca 2 menit
Foto: Illustrasi stunting. Kota Palu Target Tekan Stunting hingga Empat Persen.

Berita kota palu, Sulteng – Pemerintah Kota Palu, Sulteng, menargetkan tekan stunting hingga empat persen di tahun 2022-2023.

“Sasaran stunting Kota Palu di 33 kelurahan,” ungkap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Palu, Indrawati yang dihubungi di Kota Palu, Kamis, 13 Januari 2022.

Selain pemenuhan gizi kata dia, ibu hamil juga perlu dilakukan tes pengukuran lingkar di posyandu dengan batas nilai sesuai ketentuan Kemenkes yaitu 2,35 centimeter.

Baca juga: Tim Stunting Parimo Raih Penghargaan Inovatif se-Sulteng

Jika seorang wanita atau ibu hamil memiliki lingkar lengan kurang dari 23,5 centimeter kata dia, maka dianggap status gizinya kurang dan mengalami kek.

“Jumlah balita di Kota Palu menurut pendataan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB), ada sekitar 16 ribu,” tuturnya.

Ia juga menyebut ibu hamil berpotensi resistensi tinggi sekitar 7.000 jiwa.

Sehingga intervensi pemenuhan gizi perlu digenjot dengan melibatkan Puskesmas maupun Posyandu sebagai unit pelayanan langsung kepada warga.

“Dua faktor biasanya mempengaruhi kasus stunting anak,” sebutnya.

Baca juga: Apa Itu Stunting dan Penyebabnya, Ini Penjelasan Ringkasnya

Dua faktor itu diantaranya, faktor sensitif (kekurangan gizi) dan faktor spesifik (pengaruh lingkungan).

Dinkes Kota Palu kolaborasi dengan berbagai pihak supaya penangananya cepat dan tepat, dalam penanganan kasus seperti ini.

“Kami dorong pemenuhan gizi balita dan ibu hamil untuk dukung penanganan kasus stunting,” ucapnya.

Pemenuhan gizi kata dia, diintervensi dengan bantuan makanan tambahan (BMT) dan pemberian vitamin agar tumbuh kembang anak tidak bermasalah ke depan.

Baca juga: Stunting adalah Penyakit, Ini Faktanya

Menurut dia, pemenuhan gizi balita dan ibu hamil berpotensi kekurangan energi kronis (kek) penting terpenuhi, jika tidak dilakukan dengan intervensi BMT dikhawatirkan bayi yang dilahirkan mengalami kelainan yang dapat memicu kekerdilan.

Kota Palu sebagai salah satu daerah di Sulteng menjadi lokus stunting, mendapat suntikan dana alokasi khusus (DAK) dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan senilai Rp600 juta digunakan untuk pemenuhan gizi masyarakat berpotensi.

“Balita 0-12 bulan diintervensi dengan pemenuhan gizi lewat BMT, sedangkan Balita 0-6 bulan perlu digenjot dengan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif. Karena pemberian ASI sangat membantu tumbuh kembang anak,” ujar Indrawati.

Lebih lanjut dijelaskannya, fortifikasi makanan tambahan ibu hamil kek dilakukan lewat posyandu, begitu pun balita pada masing-masing kelurahan yang menjadi lokus penanganan. (**)

Baca juga: Bupati Minta Semua Pihak Ikut Tangani Stunting di Parimo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *