Inti Bumi Sangat Panas, Kenapa Planet Tidak Meleleh?
Inti bumi, sains tekno sulawesitoday – Tanpa diakui sejauh ini manusia hidup di Bumi yang mempunyai inti dengan temperatur yang paling panas. Bahkan juga semakin tinggi dari temperatur permukaan matahari. Tetapi kenapa Bumi tidak menetes?
Diambil dari Science ABC, rupanya ada argumen kenapa Bumi yang berumur 4,6 miliar tahun ini hasilkan banyak sekali panas.
Pertama, terkait dengan proses pembangunan planet Bumi. Saat tata surya ada, planet Bumi mengawali perjalanannya melingkari matahari.
baca juga: Ini Julukan Negara Indonesia di Mata Dunia: Ada Heaven of Earth
Tarikan gravitasi demikian kuat membuat beberapa meteorit dan beberapa benda lain bergabung untuk membuat sebuah planet besar.
Selanjutnya, sesudah proses pembangunan planet ini usai, material mulai terpisah jadi lapisan-lapisan berdasar kepadatannya.
Bahan yang paling padat akan tinggal di inti. Proses endapan ini yang hasilkan banyak panas.
Argumen ke-2 dibalik inti bumi yang panas ialah peluruhan elemen radioaktif, seperti Uranium. Peluruhan radioaktif bertanggungjawab atas proses eksotermik (proses melepas energi panas).
Kenapa Panas Inti Bumi Tidak Meluluhkan Planet?
Walau tidak ada riwayat manusia mampu capai inti Bumi, tetapi ada beberapa hal yang dapat dijumpai mengenai inti bumi.
Dari study seismologi, pengukur gelombang suara yang menjalar lewat Bumi, bisa menjelaskan jika inti Bumi ialah cair.
Elemen itu memperlihatkan temperaturnya sekitaran 6.000°C atau serupa dengan temperatur permukaan Matahari. Harus dipahami jika inti Bumi cuma memiliki jarak 3.000 km dari permukaan atasnya.
Maknanya bila Matahari sedekat itu, maka meluluhkan planet semuanya. Tetapi mengapa inti Bumi tidak dapat meluluhkan semua?
Profesor Fisika di University College London, Jon Butterworth, menjelaskan argumen intiBumi tidak dapat meluluhkan permukaan, terkait dengan panas dan temperatur.
“Jadi kenapa inti bumi tidak memanasi kita? Sebagai permulaan, intiBumi itu dikitari oleh mantel batu yang mayoritas padat. Kerak tempat kita hidup mengapung di atas mantel itu. Hal tersebut yang memberikan kita semakin banyak pelindungan daripada ruangan kosong,” jelasnya diambil dari Science Konsentrasi.
“Tapi argumen paling penting kenapa kita tidak seluruhnya menetes ialah ketidaksamaan di antara panas dan temperatur. Secara kasar, panas ialah energi dan temperatur ialah kepadatan energi. Pada intinya hal tersebut tergantung seberapa banyak energi yang dijejalkan ke ukuran tertentu,” lebih Profesor Jon.
Jon memberikan contoh misalnya recikan dari kembang api bisa mempunyai temperatur 1.500 °C, tapi tidak terlampau sakiti kita.
Di lain sisi, air mendidih yang cuma pada 100°C malah dapat membunuh kita. Hal tersebut muncul karena air mendidih memiliki kandungan semakin banyak energi panas.
Jadi untuk meluluhkan semua Bumi, karena itu memerlukan semakin banyak energi dibanding panas di intiBumi tersebut.
Sementara Matahari yang besar sekali, dapat secara mudah lakukan itu. Tetapi, untung saja jarak Matahari ke Bumi ialah 150.000.000 km. (WS)
Baca juga: Bentuk Bumi Bulat atau Datar? Ini Keterangan dalam Alquran
Author Profile
- Wiwin merupakan lulusan sarjana yang sedang menetap di Kota Palu. Selama beberapa tahun terakhir, ia mengeksplor jenjang karirnya sebagai penulis dan ahli di bidang kesehatan.