Fenomena Hujan Es di Gunung Merbabu: Penjelasan BMKG dan Potensi Cuaca Ekstrem di Masa Pancaroba

waktu baca 2 menit
Foto: johannes-plenio-on-unsplash. Fenomena Hujan Es di Gunung Merbabu

Fenomena Hujan Es di Gunung Merbabu – Baru-baru ini, terjadi fenomena hujan es di Gunung Merbabu, Jawa Tengah yang mengejutkan banyak orang. Kabar ini pertama kali diunggah oleh seorang warganet melalui akun Instagram @baysptraaa yang menceritakan momen hujan es batu saat ia sedang mendaki Gunung Merbabu pada 16 Maret 2023.

Pengunggah mengatakan hujan es turun pada Jumat 17 Maret 2023 ketika ia sedang mendaki puncak Ketengsongo Gunung Merbabu di pos 4 Sabana 1 via Selo. Lokasi tepatnya terletak di Desa Genting Tarubatang, Dusun I, Suroteleng, Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Video hujan es di Gunung Merbabu tersebut kemudian dibagikan ulang akun Twitter @pendakilawas pada Senin 20 Maret 2023. Hingga saat ini, unggahan Twitter tersebut sudah ditonton sebanyak 23.000 kali dan di-retweet sebanyak 114 kali.

Miming Saepudin, Kepala Bidang Prediksi dan Prediksi Dini Cuaca BMKG menjelaskan hujan es secara umum bisa terjadi di manapun jika kondisi atmosfer memungkinkan.

“Fenomena cuaca ekstrem ini terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan adanya jatuhan butiran es dari awan serta dapat terjadi dalam periode beberapa menit,” sebutnya.

Menurut Miming, hujan es terbentuk berkat adanya awan Cumulonimbus (Cb) yang memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan adanya kondisi pergerakan massa udara naik dan turun yang sangat kuat di dalam awan tersebut. Uap air naik hingga mencapai ketinggian dengan suhu yang sangat dingin, kemudian membeku menjadi partikel es. Kondisi ini lalu dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar.

Butiran es yang terlalu besar akan keluar dari awan dan menghasilkan fenomena hujan es. Kecepatan downdraft dari awan Cb yang signifikan dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara. Karena es jatuh terlalu cepat, ketika sampai dipermukaan Bumi pun masih dalam bentuk butiran es.

“Hujan es masih bisa terjadi hingga memasuki musim pancaroba atau sekitar Maret hingga April,” ucapnya.

Namun, di saat yang sama, terdapat potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai petir, dan angin kencang yang dapat terjadi. BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem tersebut. Selain itu, BMKG juga mengingatkan warga agar berhati-hati terhadap ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan licin, dan lain sebagainya. (Rahman)

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Sulawesi Tengah Selasa 21 Maret 2023: Hujan Petir dan Angin Kencang

Fenomena Hujan Es di Gunung Merbabu
Foto: johannes-plenio-on-unsplash. Fenomena Hujan Es di Gunung Merbabu

Author Profile

Sulawesitoday
Sulawesitoday merupakan lulusan sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin yang sedang menetap di Kota Parigi. Selama beberapa tahun terakhir, ia mengeksplor jenjang karirnya sebagai penulis di sejumlah bidang, mulai dari perannya sebagai jurnalis media cetak, content writer, hingga co-author pada sejumlah buku. Hingga saat ini ia masih mendedikasikan hidupnya pada berbagai macam karya tulis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *