Bulan Ramadhan: Sejarah dan Perintah Puasa Dalam Islam

waktu baca 3 menit
Foto: pexels-thirdman. Bulan Ramadhan sejarah dan perintah puasa dalam Islam

Bulan Ramadhan sejarah dan perintah puasa dalam Islam – Umat Islam wajib melaksanakan ibadah puasa selama bulan Ramadhan sebagai kewajiban yang harus dipenuhi.

Menurut Abu Maryam Kautsar Amru dalam bukunya yang berjudul Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan (2018), puasa bermakna menahan diri dari makan, minum, berhubungan suami istri, dan hal-hal yang dapat membatalkannya sejak munculnya fajar hingga terbenamnya matahari.

Dalam bahasa Arab, puasa dikenal dengan shaum atau shiyam yang artinya adalah menahan diri. Sejarah puasa sendiri telah dilaksanakan sebelum Islam datang ke Jazirah Arab.

Puasa sebelum Islam telah dilakukan oleh Nabi Daud dan umatnya yang diwajibkan untuk berpuasa setiap dua hari sekali sepanjang hidupnya.

Puasa tersebut dikenal sebagai puasa Daud dan hingga kini masih menjadi puasa yang disunahkan dalam Islam. Maryam, ibu dari Nabi Isa, juga pernah berpuasa seperti tertulis dalam Surat Maryam ayat 26.

Ia bernazar untuk tidak berbicara dengan siapapun pada hari itu karena sedang berpuasa yang melarang makan, minum, dan juga berbicara.

Perintah untuk melaksanakan puasa Ramadhan diturunkan pada zaman Nabi Muhammad. Sebelum ada perintah tersebut, Nabi dan para sahabatnya telah melaksanakan puasa setiap bulan selama tiga hari pada tanggal 13, 14, dan 15. Nabi Muhammad sendiri juga melaksanakan puasa setiap tanggal 10 bulan Asyura (Muharam). Namun, setelah 18 bulan hijrah ke Madinah, tepatnya pada bulan Syakban tahun kedua Hijriah, Allah menurunkan perintah untuk berpuasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan.

Perintah untuk berpuasa ini disampaikan dalam Surat Al Baqarah ayat 183-185. Orang-orang yang telah beriman wajib berpuasa seperti orang-orang yang telah melakukannya sebelumnya.

Puasa dilakukan selama sebulan penuh pada bulan Ramadhan sebagai bentuk pengabdian dan penyerahan diri kepada Allah. Dengan berpuasa, umat Islam akan terlindungi dari perbuatan buruk. Namun, bagi orang yang sedang sakit atau dalam perjalanan jauh, mereka tidak diwajibkan untuk berpuasa. Mereka hanya diwajibkan untuk membayar puasa di hari lain jika sudah pulih atau tidak dalam bepergian.

Bagi mereka yang tidak mampu untuk berpuasa, mereka diberikan pilihan untuk membayar fidyah sebagai pengganti puasa. Fidyah adalah denda yang harus ditunaikan karena meninggalkan kewajiban atau melakukan larangan. Beberapa orang yang diwajibkan untuk membayar fidyah antara lain orang tua renta yang tidak mampu menjalankan puasa, orang yang sedang sakit parah yang tidak sanggup untuk berpuasa, wanita hamil atau menyusui, orang yang meninggalkan utang puasa saat telah meninggal dunia, dan lainnya.

Manfaat puasa Ramadhan bagi kesehatan

Puasa Ramadhan selain sebagai kewajiban ibadah bagi umat Islam, juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Berdasarkan penelitian, puasa Ramadhan dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan metabolisme tubuh, dan membantu mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung.

Selama puasa Ramadhan, tubuh tidak menerima asupan makanan dan minuman selama berjam-jam, sehingga tubuh memakai cadangan energi dari lemak yang terdapat pada tubuh. Hal ini dapat membantu menurunkan berat badan. Namun, untuk mendapatkan manfaat ini, penting untuk memperhatikan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi saat berbuka puasa dan sahur.

Puasa Ramadhan juga dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan membantu memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Selain itu, puasa juga dapat membantu menurunkan kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol dalam tubuh, sehingga dapat mengurangi risiko penyakit kronis.

Kesimpulannya, Puasa Ramadhan merupakan kewajiban ibadah bagi umat Islam. Selain sebagai kewajiban ibadah, puasa Ramadhan juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Puasa Ramadhan dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan metabolisme tubuh, dan membantu mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung. Namun, untuk mendapatkan manfaat tersebut, penting untuk memperhatikan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi saat berbuka puasa dan sahur. (Rahman)

Baca juga: Tentukan Awal Ramadan 2023, Ini Proses Pencarian Hilal Menurut Dosen ITB

Bulan Ramadhan sejarah dan perintah puasa dalam Islam
Foto: pexels-thirdman. Bulan Ramadhan sejarah dan perintah puasa dalam Islam

Author Profile

Sulawesitoday
Sulawesitoday merupakan lulusan sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin yang sedang menetap di Kota Parigi. Selama beberapa tahun terakhir, ia mengeksplor jenjang karirnya sebagai penulis di sejumlah bidang, mulai dari perannya sebagai jurnalis media cetak, content writer, hingga co-author pada sejumlah buku. Hingga saat ini ia masih mendedikasikan hidupnya pada berbagai macam karya tulis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *