Begini Tips Mengembalikan Reputasi Buruk di Tempat Kerja
Mengembalikan Reputasi Buruk, ragam sulawesitoday – Tidak ada yang ingin dipandang sebagai pegawai yang kurang bisa diandalkan di tempat kerja. Tetapi, apabila sudah terlanjur mempunyai citra lemahbegitu, tidak boleh cemas, masih tetap ada langkah untuk membenahi reputasi di mata mitra.
Dikutip dari Mary Abbajay salah satu Presiden Konsultan pengembangan Kepemimpinan berpendapat, jika reputasi lemah maka itu akan menjadi salah satu penghalang profesi. Di tempat kerja, seorang baiknya selalu harus dapat diandalkan supaya punyai posisi tawar dengan rekan dan atasan.
Bahaya dari kelihatan lemah ialah orang akan berhenti mempercayai kekuatan Sahabat untuk tindak lanjuti atau berdasar pada loyalitas, yang berarti mereka kemungkinan tidak mengikutkan Sahabat dalam ide atau project penting.
Untuk mengembalikan reputasi itu, dapat diawali dengan pahami diri kita berkaitan perlakuan yang dipandang lemah. Apabila sahabat kebanyakan gagasan dan ide yang berbeda itu juga dapat memacu reputasi buruk.
Bila kekurangan datang dari peralihan pemikiran yang terus-terusan itu, catat gagasan saat tebersit di otak dan beritahu beberapa orang saat perlu waktu untuk berpikir. Menyempatkan diri sesaat untuk tuliskan pertimbangan memungkinkan seorang jadi lebih komunikatif.
Salah satunya sumber reputasi buruk yang lain yaitu ketidakteraturan dan kurang memerhatikan waktu seseorang. Mengakibatkan, seorang jadi kurang disiplin. Penulis buku The Art of Showing Up: How to Be There for Yourself and Your People, Rachel Wilkerson Miller, menyorot imbas buruk dari selalu tiba telat, baik untuk rapat atau janji usaha. Kerap dipandang remeh, hal itulah banyak membuat profesi atau project tidak berhasil.
Memang bukan akhir dunia bila telat beberapa saat. Tapi, bila Sahabat telat secara akut dan orang – orang selalu menanti Sahabat atau bertanya apa Sahabat akan tiba, sebaiknya ambil tanggungjawab dan berencana beberapa hari Sahabat secara tepat.
Kemudian, untuk membenahi imbas dari beragam ketertinggalan, maka direkomendasikan untuk berlakukan permintaan maaf sebesarnya ke beberapa orang yang dirugikan dan mengucapkan terima kasih karena sudah siap menanti. Tentu saja, tidak boleh ulang ketertinggalan dengan atur beragam agenda secara baik.
Pemicu reputasi buruk pada tempat kerja yang lain ialah sukai menghindar tugas tertentu atau menahan-nahan pekerjaan. Psikiater Lauren Appio merekomendasikan untuk mengeruk keadaan diri lebih dalam, apa ada kekhawatiran atau permasalahan yang menjadi pemicunya.
Tumpukan permasalahan membuat seorang malas memiliki komitmen pada pekerjaan secara stabil. Bahkan juga, sekedar menyikapi pesan atau e-mail saja sangat terasa berat. Appio yang sebagai konsuntan dengan spesialis kesehatan psikis pada tempat kerja merekomendasikan tidak untuk enggan minta kontribusi. Saat Sahabat mempunyai kemauan untuk simpan satu permasalahan atau kekhwatiran untuk diri Sahabat sendiri, diamkan saja, dan biarkan menjadi sinyak membaginya dengan seseorang.
Sementara itu, bila kekurangan datang dari perfeksionisme, beri semangat pada diri kita mengenai keutamaan mencapai seseorang. Ingin jadi sempurna bisa mengakibatkan seorang cemas kelihatan tidak kapabel, lalu terjerat dalam transisi perfeksionisme, penangguhan, dan penghindaran.
Untuk menanganinya, ganti sudut pandang diri berkenaan kesempurnaan bekerja. Semua tidak cuma mengenai Sahabat, karena sebagian besar wujud tugas mengikutsertakan kolaborasi tim. Yakinlah pada diri kita jika Sahabat bisa diandalkan, tetapi di saat yang sama dengan saat ini masih perlu minta kontribusi bila ada permasalahan, atau terkadang perlu tambahan tenggat. Kenyataannya, mengusung permasalahan lebih cepat membuat Anda dapat lebih dipercayai. (WS)
Selain artikel Begini Tips Mengembalikan Reputasi Buruk di Tempat Kerja, baca juga:Tidak Perlu Ketat Atur Keuangan Ikuti Empat Tipsnya