Kisah Sedih Badak Putih Utara Jantan Terakhir di Dunia
Badak Putih Utara Jantan Terakhir di Dunia – Badak putih utara jantan terakhir di dunia, Sudan, menunjukkan kondisi yang memilukan di detik-detik terakhir hidupnya.
Sebelum disuntik mati oleh tim dokter hewan, kaki Sudan yang berusia 45 tahun itu dipenuhi luka dan infeksi parah. Tanduk depannya yang tumpul menyisakan bekas luka dari keserakahan manusia. Napasnya kasar dan tersengal-sengal.
Namun, Sudan tidak meninggal sendirian. Dia dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya, termasuk sang pawang Joseph Wachira.
Sudan bahkan menyandarkan kepalanya yang berat ke Wachira dan menerima satu gosokan lembut di belakang telinga sebelum menghembuskan napas terakhirnya. Kejadian ini terekam dalam foto yang kemudian menjadi viral.
Sebelumnya, Sudan sempat pingsan untuk terakhir kalinya dan para penjaganya memberinya pisang yang diisi dengan pil pereda nyeri.
Di tahun-tahun terakhir hidupnya, Sudan dijaga dengan ketat oleh penjaga bersenjata selama 24 jam penuh. Dia bahkan menjadi ikon tempat konservasi dan selebriti di mata pengunjung.
Kepunahan badak putih utara jantan Sudan dan spesiesnya menjadi perhatian dunia internasional. Pada awal 1980-an, perburuan telah mengancam keberlangsungan hidup spesies tersebut.
Cula badak menjadi sasaran perburuan yang masif karena dianggap bisa menyembuhkan penyakit, seperti demam hingga impotensi. Untuk menjaga spesies badak putih utara lestari, Sudan dan 7 kawan lainnya dipindahkan dari Afrika ke Kebun Binatang di Ol Pejeta Conservancy, Kenya pada 2009.
Sudan memang telah tiada, tapi dia meninggalkan dua keturunan perempuan, anak dan cucunya. Mereka adalah Najin dan Fatu.
Dengan harapan dan usaha konservasi yang terus dilakukan, semoga keberlangsungan hidup spesies badak putih utara dapat terjaga dan anak cucu Sudan bisa melanjutkan garis keturunannya. (Rahman)
Baca juga lainnya: Hoaks Serpens Catus, Hewan Hasil Perkawinan Silang Antara Kucing dan Ular?