Berikut Riwayat, Kelebihan dan Arti Doa Halal Bihalal
Feature, sulawesitoday.com – Halal bihalal adalah tradisi dilakukan untuk menyambung silaturahmi saat momen lebaran. Berikut arti riwayat kelebihan dan doa halal bihalal saat rayakan Idul Fitri 1443 H.
Adat bersilahturahmi semakin berkembang terhitung saat lebaran sebagai peristiwa bergabung dan sama-sama maafkan keduanya di antara keluarga, rekan, atau mitra.
Perintah jaga tali silaturrahim ini ada dalam sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari, berikut:
“Barangsiapa yang ingin diluaskan rejekinya dan dipanjangkan umurnya, karena itu sebaiknya dia menyambung bersilahturahmi.”
Doa Halal Bihalal
Diringkas dari beragam sumber, doa halalbihalal memiliki banyak versi. Namun tetap bisa dibaca karena sama memiliki makna kebaikan.
Rabbanaa taqabbal minna shalatanaa wa du’aanaa innaka antas samii’ul’alim. Taqabbal minnaa taubatanaa innaka antat tawwabur rahiim.
Maknanya: Ya Tuhan kami terimalah sholat kami dan terimalah permintaan kami. Benar-benar Kamu Maha Dengar kembali Maha Mengetahui. Terimalah taubat kami benar-benar Kamu Maha yang menerima taubat dan Maha Pengasih.
Allahummaghfir lil mukminina wal mukminat wal muslimina wal muslimaat al-ahyaa-I minhum wal amwat. Innaka samii’un qariibun mujiibud da’wat yaa qadhiyal hajat.
Maknanya: Ya Allah, muliakanlah agama-Mu jadikanlah Islam jadi jalan keluar untuk bangsa kami. Jadikanlah beberapa ulamanya menyatu, yakni beberapa ulama sebagai contoh untuk umat Rasul-Mu. Lindungilah umat Islam dari pemecahan, jagalah mereka dari kehinaan. Berkahilah ini hari dan berkahi juga untuk siapa saja yang bermunajat menghiba pada-Mu.
Berikut doa halalbihalal mencuplik buku Himpunan Doa-Doa Penting, terbitan Direktorat Jenderal Tuntunan Warga Islam, Kementerian Agama RI 2013.
Ya Allah, ijinkan kami dalam tatap muka ini memanjatkan doa, mudah-mudahan amal beribadah kami dalam Ramadan Kamu terima, semua dosa dan khilaf kami, sudi maafkan supaya masa yang akan datang kami makin berprestasi dalam pekerjaan dan pembangunan.
Kelompokkan kami dalam hamba-Mu pintar mensyukuri nikmat, jauhi kamu dari karakter malas, tekad dan khianat. Tuntunlah kami supaya selalu beramal dengan penuh kesadaran, ringankan kami menangani kendala dan rintangan.
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Tinggi
Dengan bersilahturahmi, mudah-mudahan kesatuan dan persatuan kami makin kuat. Karena halal bi halal dapatkah dosa dan khilaf kami Kamu berikan maaf. Dengan berjabatan tangan, makmurkan hidup dan kehidupan kami. Karena sama-sama doakan, jauhi kamu dari fitnah dan dengki.
Berilah kami sesempurna kesehatan rohani dan jasmani. Anugerahkan ke kami kemampuan lahir batin, dan limpahkan ke kami pengetahuan yang luas dan berguna. Sekiranya kami tidak ketinggalan ketika tinggal landas.
Ya Allah, lapangkan dada kami menunggu semua perintah-Mu. Tegarkan hati kami untuk menjauhi dari semua larangan-Mu. Tegarkan pendirian kami selalu untuk takwa dan memiliki iman. Karunia dan ampunan-Mu tentu yang kami damba dan kami harap.
Itu dia beberapa versus doa halalbihalal yang dapat Anda baca saat lakukan bersilahturahmi Lebaran Idulfitri.
Makna Halal bihalal
Halal Bihalal datang dari bahasa Arab yang kultural diartikan sebagai bersilahturahmi atau sama-sama maafkan. Walau bagaimanapun Halah Bihalal bukan hanya berada di sana. Kenyataannya adat Halal Bihalal cuma berada di Indonesia dan telah mengakar.
Kebiasaan ini bermacam, yakni dapat bertandang ke sanak saudara atau bersilahturahmi atau juga bisa membuat acara open house.
Kata halal bihalal telah diserap dengan bahasa Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), halal bihalal mempunyai makna sesudah menjalankan beribadah puasa Ramadhan sama-sama maaf maafkan, umumnya diselenggarakan pada tempat (auditorium, aula, dan lain-lain) oleh satu kelompok orang.
Selain berita Berikut Arti Riwayat Kelebihan dan Doa Halal Bihalal, baca juga: Berikut Niat dan Keutamaan Zakat Fitrah
Riwayat Halal bihalal
Awalnya timbulnya halal bihalal ini ada banyak versus. Yang pertama dan terpopuler yakni istilah Halal bihalal dimulai KH Wahab Chasbullah seorang ulama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) ke Presiden Soekarno di tahun 1948 atau sesudah kemerdekaan Republik Indonesia.
Ini mempunyai tujuan, untuk menghadapkan beberapa figur politik pada waktu itu, dan dalam rencana mengurai kemelut dan dinamika politik yang terjadi saat kemerdekaan.
Yang versi ke-2 ialah halal bi halal berawal dari pedagang martabak asal India di Taman Sriwedari Solo sekitaran tahun 1935-1936. Pada waktu itu, martabak termasuk makanan baru untuk warga Indonesia.
Pedagang martabak itu ditolong pembantu primbuminya selanjutnya mempromokan dagangannya dengan kalimat ‘martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal’. Mulai sejak tersebut, istilah halal bihalal mulai terkenal dalam masyarakat Solo.
Dari pemikiran Muhammadiyah, istilah halal bihalal dipakai pada media bikin terbitan Muhammadiyah, yakni Majalah Suara Muhammadiyah. Istilah itu dipakai di Majalah Suara Muhammadiyah edisi No lima tahun 1924.
Selain berita Berikut Arti Riwayat Kelebihan dan Doa Halal Bihalal, baca juga: Berikut Sejarah Nuzulul Qur’an dan Amalan Terbaik Bisa Dilakukan
Kelebihan halal bihalal dalam Islam
Dosa seorang muslim cuma bisa terhapus dengan sama-sama memaafkan antara sesamanya. Hal mengenai maaf-memaafkan itu sudah ditata dalam Islam seperti disyaratkan dalam Alquran Al-A`raf ayat 199 dan hadist Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW bersabda:
“2 orang Muslim yang berjumpa, lalu ke-2 nya sama-sama berjabatan tangan, pasti dosa ke-2 nya diampuni oleh Allah saat sebelum mereka pisah.” (HR. Abu Dawud)
Dalam hadist yang lain diriwayatkan oleh Hakim dan Turmudzi dipertegas jika kelompok yang terbanyak akan masuk surga ialah beberapa orang yang bertakwa ke Allah dan beberapa orang yang mempunyai adab yang bagus.
Beberapa pakar tafsiran mengatakan jika hadist itu menerangkan firman Allah dalam surat Al-Qalam ayat 4 seperti berikut:
“Kau (Muhammad) benar-benar punyai karakter budipekerti yang mulia.”
Salah seorang teman dekat, Usman bin Syiraih bin Ahwash menanyakan ke Rasul mengenai persyaratan adab yang mulia. Rasulullah SAW memberi jawabnya dengan sabdanya:
“Yaitu, kamu ingin memberi ke orang yang sempat mengharamkan pemberian untukmu. Kamu ingin maafkan orang yang sempat berlaku zalim padamu dan sudi menautkan kembali jalinan ‘silaturahmi’ sama orang yang sempat memutus hubungan denganmu.” (HR. Al-Hakim dan Thabrani).
“Beberapa teman dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam umumnya saat sama-sama bertemu pada hari Ied mereka ucapkan: Taqabbalallahu Minna Wa Minka (Mudah-mudahan Allah terima amal beribadah saya dan amal beribadah Anda).” (HR Imam Ahmad dalam Al Mughni).
Dengan begitu, halal bihalal sebagai wujud penerapan dari perintah Allah dan Rasul-Nya seperti sudah dijelaskan di atas.
Halal bihalal sebagai fasilitas yang efisien untuk menautkan kembali bersilahturahmi di antara setiap muslim, untuk tumbuhkan kembali kebersamaan Islam sebagai salah satunya ciri-ciri umat Muhammad SAW.
Hukum halal bihalal
Ahli tafsir Al-Qur’an Prof Dr Muhammad Quraish Shihab dalam kreasinya Membumikan Al-Qur’an (1999) menerangkan beberapa faktor untuk pahami istilah halal bihalal itu.
Pertama, dari sisi hukum fiqih. Halal yang oleh beberapa ulama dipertentangkan dalam kata haram, jika disampaikan dalam kerangka halal bihalal akan memberi kesan-kesan jika mereka yang melakukan akan terlepas dari dosa.
Dengan begitu, halal bihalal menurut pantauan hukum fiqih jadikan sikap yang semula haram atau yang semula berdosa jadi halal atau mungkin tidak berdosa kembali. Hal tersebut terwujud jika ke-2 faksi halal bihalal, secara lega dada sama-sama maaf-memaafkan.
Dan, menurut beberapa fuqaha, istilah halal meliputi juga apa yang diberi nama makruh. Kata makruh memiliki arti suatu hal yang tidak diharapkan.
Dengan bahasa hukum, makruh ialah satu tindakan yang tidak disarankan agama, meskipun bila dilaksanakan tidak menyebabkan dosa, dan dengan tinggalkan tindakan itu, aktor akan memperoleh ganjaran atau pahala.
Atas dasar pemikiran paling akhir ini, Quraish Shihab tidak pahami kata halal dalam istilah ciri khas Indonesia itu (halal bihalal), dengan pemahaman atau pantauan hukum.
Walau tidak ada hukum yang menerpasi ini, sebaiknya sebagai umat Islam sama-sama melakukan perbuatan kebaikan. Karena, melakukan perbuatan baik ke seseorang karena itu sama seperti melakukan perbuatan baik pada diri kita dan mendapatkan ganjaran dari Allah SWT. (**)
Selain berita Berikut Arti Riwayat Kelebihan dan Doa Halal Bihalal, baca juga: Parigi Moutong Dorong UMKM Miliki Izin PIRT
tags: ucapan lebaran bahasa jawa,sungkem bahasa jawa,sungkeman bahasa jawa,minta maaf bahasa jawa,halal bihalal adalah,ucapan idul fitri bahasa jawa halus,maaf bahasa jawa,tradisi halal bi halal,kata kata sungkem bahasa indonesia,minal aidin wal faizin bahasa jawa,sejarah halal bihalal,sungkem singkat,ucapan sugeng riyadi,makna halal bihalal,tulisan halal bihalal,tujuan halal bihalal,hikmah halal bihalal,kata kata halal bi halal,kata kata halal bihalal,kata-kata halal bihalal,ucapan lebaran bahasa jawa,sungkem bahasa jawa,sungkeman bahasa jawa,minta maaf bahasa jawa,halal bihalal adalah,ucapan idul fitri bahasa jawa halus,maaf bahasa jawa,tradisi halal bi halal,kata kata sungkem bahasa indonesia,minal aidin wal faizin bahasa jawa,sejarah halal bihalal,sungkem singkat,ucapan sugeng riyadi,makna halal bihalal,tulisan halal bihalal,tujuan halal bihalal,hikmah halal bihalal,kata kata halal bi halal,kata kata halal bihalal,kata-kata halal bihalal.