Ardi Kadir: Tambak Sistem Teknologi Intensif Lebih Produktif

waktu baca 2 menit
Ardi Kadir: Tambak Sistem Teknologi Intensif Lebih Produktif

Berita parigi moutong, sulawesitoday.com – Mantan Sekretaris daerah (Sekda) Parigi Moutong, Ardi Kadir ajak pembudidaya tambak udang vaname dengan sistem tradisional beralih menggunakan teknologi intensif di samping lebih produktif juga memberikan keuntungan besar.

“Budidaya udang vaname dengan teknologi intensif, jauh lebih efektif ketimbang skema tradisional, dan keuntungannya pun cukup besar,” kata Ardi usai menabur benur udang vaname di tambak miliknya di Parigi, Senin.

Menurut dia, menggunakan sistem teknologi intensif dinilai lebih peluang produksi, seperti yang telah dikembangkan sejumlah perusahaan berinvestasi di kabupaten itu.

Baca Juga: Berikut Nama Pemenang Event Paralayang di Parigi Moutong

Seperti yang telah dilakukannya, tabur benih perdana sebanyak 350 ribu benur udang dengan luasan kolam 250 meter persegi diestimasikan dapat menghasilkan produksi 9 ton.

Meski nilai investasi sedikit lebih tinggi ketimbang tambak tradisional, namun sekali panen dapat menutupi modal yang sudah dikeluarkan.

Selain berita Tambak Sistem Teknologi Intensif Lebih Produktif, baca juga: Parigi Moutong Kaji Dokumen UKL-UPL Tambak Udang

Ia mengemukakan, saat ini lahan tambak miliknya yang tersedia sebanyak delapan kolam, namun untuk pengembangan selanjutnya baru memanfaatkan empat kolam dengan luasan bervariasi.

“Efektivitas tambak udang vaname sistem intensif dan tradisional jauh berbeda. Estimasi hitungan 1 hektare dengan isi 350 ribu benur hanya bisa memproduksi kurang lebih 1 ton udang, sedangkan pola teknologi intensif dengan ukuran kolam 250 meter persegi dapat memproduksi 9 hingga 10 ton sekali panen,” kata Ardi menuturkan.

Penggunaan teknologi intensif, katanya, dilakukan secara tersistem. Penggunaan air laut misalnya, harus melalui proses penyaringan ditempat khusus hingga dinyatakan benar-benar steril, lalu dimasukan ke dalam kolam guna menganggu risiko kegagalan perkembangan benur, begitu pun penataan kolam menggunakan material sederhana tanpa harus di dinding Benton.

Lalu, dari segi harga, udang vaname berkisar diangka Rp45 ribu per kilogram hingga ratusan ribu, tergantung ukuran diinginkan pasar.

“Semakin kecil ukuran (udang vaname), maka semakin tinggi harga jualnya, dan pasar udang vaname sudah jelas, menyasar pasar ekspor,” paparnya.

Ia menambahkan, pengembangan udang vaname sangat cocok di Parigi Moutong karena memiliki garis pantai cukup panjang sekitar 472 kilometer.

Selain itu, perikanan merupakan juga merupakan salah satu sektor unggulan daerah setempat selain kelautan.

“Komoditas udang vaname sangat menjanjikan, sehingga saya mengajak petambak di daerah ini mengembangkan komoditas tersebut, entah secara perorangan maupun kelompok,” demikian Ardi. (**)

Selain berita Tambak Sistem Teknologi Intensif Lebih Produktif, baca juga: Sistem Peringatan Dini Berfungsi untuk Apa, Simak Penjelasannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *